Breaking News

Cintaku hanya satu


Cinta...
kau adalah perasaan yang selalu menarik bagaikan gravitasi
Cinta selalu ada untukku bagaikan udara yang terbang bebas
cinta selalu terbayang bagaikan mimpi
Cinta...
cinta akan terus mengembang didalam hati bagaikan soda
kan saling menarik bagaikan magnet

tetapi dibalik semua cinta itu
ternyata cinta itu berdampak buruk
cinta dapat membutakan
cinta akan membuang banyak waktu
cinta selalu terbayang di pikran kita seperti planet-planet yang terus mengelilingi matahari

tetapi bukan itu cintaku...
cintaku adalah satu...
yaitu cinta kepada ALLAH 
apapun yang terjadi, cintaku konstan untuk ALLAH

Oleh : Sehzade Archane

Puisi di atas di tulis oleh seorang anak kader. Ia kelas kelas VIII. Penggunaan metafora yang bagus dan unik dari hasil tulisan seorang remaja labil. Tapi, bukan tentang nilai sastranya yang akan kita bahas. Tetapi sebuah perjalanan seorang remaja yang telah kena takdir “menjadi anak kader PKS”.

Hampir semua orang tua yang telah menghabiskan sekian puluh tahun umurnya menjadi kader PKS mendambakan anak yang punya jalan hidup yang sama. Segala macam usaha telah dilakukan. Mulai dari menyekolahkan sejak TK sampai SMA di sekolah-sekolah Islam, selalu mengajak berinteraksi bahkan sejak dari kandungan dengan aktivitas-aktivitas kepartaian, mengajak demonstrasi dan kampanye hingga muncullah tuduhan eksploitasi anak untuk kepentingan politik.
Hingga ketika harapan belum sesuai kenyataan, banyak keluhan yang keluar. 

“Anakku kok kecanduan game ya?”
“Anakku paling susah disuruh pakai jilbab lebar”
“Disuruh liqo malesnya pol!”
“Disuruh sholat jama’ah di masjid susah banget. Padahal sudah tiap hari diajak dan dikasih contoh.”
Hingga paling ekstrem, 
“Anak kader PKS kok pacaran, apa kata orang?”
Dan sekian banyak lagi tuntutan yang disematkan padanya. Tuntutan agar berprestasi akademik, menghafal Qur’an, aktif sekian banyak organisasi, patuh terhadap orang tua, terjaga pergaulannya, .... all must be perfect!

Lupakah kita bahwa dia seorang manusia? Lupakah kita  dengan masa lalu kita?
Bahwa sekian semester dulu IPK kita anjlok karena tidak bisa membagi waktu dengan organisasi. Sekian kali kita terjebak dengan virus-virus pergaulan lawan jenis, hatta kita telah menjadi seorang aktivis. Sekian kali kita perlu ditegur murobbi karena malas setor hafalan dan sholat jama’ah?
Jadi, dampingi saja mereka melewati segala macam perjalanan kehidupannya. Berikan kesempatan untuk melakukan kekhilafan dan mendampinginya bertaubat. Berikan kesempatan mereka untuk mempunyai ide-ide antimainstream yang sering membuat kita senam jantung. Arahkan saja dengan tanpa mematahkan.

Yakin, dengan doa-doa yang telah kita sulurkan ke langit sejak jauh-jauh tahun mereka hadir di bumi yang akan menjaganya. Yakin, bahwa ada  dasar-dasar tauhid ilahiyah yang telah tertanam jauh dalam hati mereka.
Seperti tersurat dalam puisi di atas. Sebuah konsep cinta yang remaja pahami, konsep cinta yang luar biasa! Akhir yang tulus setelah proses perjalanan memahami hatinya sendiri. 

Spesial untuk S.A (penulis puisi) : Aku yakin suatu saat kau akan jadi jundullah yang hebat! Terus semangat ya, Mas! (By : AMP (Pemerhati Anak Kader)
.

No comments

Tulis komentar Anda!