Breaking News

PKS Kembali Kehilangan Kader Terbaik, Drs. H. Arifinto



Jakarta (10/9) - Kembali, keluarga besar PKS mendapat kabar duka atas wafatnya kader terbaik, perintis dakwah dan pendiri partai, Drs. H. Arifinto. Bliau pernah berkhitmad menjadi Anggota Legislatif DPR RI, dan trakhir berkhidmat menjadi pengurus di DPP PKS. 

Berikut kesaksian ustadz Cahyadi kepada bliau sebagai kader yang penuh khidmat.


Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un....

Allah telah memanggil ke haribaanNya, seorang sahabat saya dalam suka dan duka, H. Arifinto.

"Papi", demikian kami memanggilnya dengan mesra. Seorang senior dalam langkah dakwah dan tarbiyah. Sangat senior.

"Semenjak jama'ah dakwah ini baru berisi sepuluh orang, saya sudah bersamanya", demikian ia menceritakan sejarah dakwah pada era tahun 1980.

Papi termasuk 'makhluk langka' dalam prganisasi dakwah. Beliau sangat menguasai aspek "legal drafting dakwah" yang sangat jarang dikuasai orang lain. Saya banyak belajar kepada beliau dan kini merasa sangat kehilangan beliau.

Saya sering berada dalam Tim bersama beliau untuk proses legal drafting berbagai aspek penataan dakwah. Di situlah saya mengenal kualitas dan kapasitas beliau yang luar biasa.

Saya belajar tentang konsistensi, komitmen, harga diri, eksistensi, bahkan tentang "plafon sakit hati" dari beliau. Saya belajar menjalani hidup dengan happy dari beliau, sesakit apapun kondisinya.

Begitu dekatnya saya dengan beliau, sampai ada gurauan dan candaan yang unik di antara kami. Ada istilah khas yang hanya kami berdua bisa mengerti.

Hampir tidak ada sekat, beliau bisa menceritakan apa saja tentang dirinya kepada saya. Beliau sering men-japri saya melalui WA, kendati kami juga memiliki grup untuk berkomunikasi.

Ramah, bersahabat, bersahaja, blak-blakan apa adanya, tanpa beban. Itu yang selalu tampak pada diri beliau. Penampilannya ceria dan murah senyum.

Sangat kuat kecintaan beliau terhadap dakwah, kami semua bisa merasakannya. Sesungguhnya sangat banyak alasan bagi beliau untuk kecewa dan sakit hati terhadap jama'ah dakwah yang dirintisnya. Namun toh beliau tetap memilih setia. 

Tidak menggunakan alasan tersebut untuk negosiasi terhadap jama'ah dakwah. Beliau tetap berkontribusi positif hingga ajal menjemput kemarin sore, Jumat 9 September 2016 sekitar jam 19.30 WIB di Indramayu.

Semoga Allah merahmatinya, mengampuni semua dosanya, menerima semua amal kebaikannya, dan memasukkannya ke dalam surga.

Aamiin.

No comments

Tulis komentar Anda!