Ini Amanah dan Amanah Itu Berat
![]() |
gambar dari pixabay |
Salah satu akhlak Rasulullah yang mulia adalah dalam memegang amanah. Sifat ini telah ada pada diri Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Para penduduk Makkah telah memberi laqab atau gelar, julukan yang sangat terhormat kepada beliau yaitu 'AL AMIN' yang bermakna orang yang benar -benar bisa dipercaya dalam memegang amanah.
Hal ini terbukti, kebanyakan penduduk Makkah yang bepergian jauh, menitipkan barang dan harta yang berharga kepada Rasulullah. Bahkan tidak hanya persoalan penitipan barang, Rasulullah Muhammad SAW Al Amin juga dipercaya dilibatkan dalam membuat perjanjian dalam peristiwa Hilful Fudhul.
Rasulullah yang waktu itu belum diangkat menjadi Rasul ikut diminta hadir dalam pertemuan di rumah Abdullah bin Jud'an seorang pembesar Quraisy (kerabat Abu Bakar ash Shidiq) untuk memecahkan persoalan yang diadukan seorang pedagang dr Yaman yang telah dizholimi ,dagangannya tidak dibayar oleh seorang penduduk Makkah yakni Al ‘Ash bin Wa’il As Sahmi, yang merupakan ayah dari Amr bin Al ‘Ash
Pertemuan tersebut dihadiri hampir semua pemuka dari Bani Hisyam, Bani Abdil Muthallib, Bani Asad, Bani Zahrah, Bani Tamim.Para pembesar Quraisy ini bersama Rasul melakukan kesepakatan bersama yang isinya di kota Mekkah tidak boleh ada orang yang dizhalimi baik penduduk Mekkah sendiri maupun pendatang kecuali pasti akan dibantu dan kembalikan haknya dari pihak yang menzhalimi. Lalu orang-orang Quraisy menamai perjanjian itu dengan nama Hilful Fudhul, karena disepakati orang para afadhil (orang-orang yang memiliki keutamaan).
Peristiwa Hilful Fudhul bisa diartikan satu bentuk Musyarakah Siyasiyah.Rasulullah menjadi bagian Al immah (pemimpin) dari kalangan Quraisy yang bisa dipercaya. Turut dalam pengambilan kebijakan strategis pemerintahan kota Makkah. Proses diawali dengan rasa kepercayaan pada integritas pribadi Rosul yg Amanah dan pergaulan Rasul dg masyarakat Quraisy yang mengakar. Mukhalathah ijtima'iyah, pergaulan sosial politik Rosul mampu memberikan pengaruh dalam kemaslahatan meskipun kalangan kaum Quraisy waktu itu masih kafir. Selain peristiwa Hilful Fudhul, pada peristiwa pemasangan hajar aswad saat renovasi Ka'bah, peran Rasulullah menjadi penting memberikan solusi pada perseteruan pendapat di kalangan kaum Quraisy.
Rasulullah menjadi sosok yang terbuka, bergaul dan bersama para pemimpin yang berkuasa saat itu di Makkah terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tidak menutup diri, tidak bermental inziwa'i (kader ndepis) dan eksklusif menjaga jarak dg pemimpin dan masyarakatnya.
Pada jaman keislaman di kota Madinah, mukhalathah ijtima'iyah makin menguat dan makin komplek. Kepemimpinan Rasulullah mengayomi semua golongan, bahkan dengan kaum Yahudi yang ada di Madinah.
Perjalanan Sirah Nabawiyah ini menjadi pelajaran dalam kita masuk dalam dakwah saat ini, baik di parlemen sebagai anggota DPRD yang produktif, kolaboratif, solutif aktif peduli dalam pemerintahan di antaranya penyusunan anggaran maupun peraturan daerah meskipun tidak kemudian dipaksakan menjadi "perda syariah", namun peraturan yang memuat kebenaran dan nilai nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Demikian juga perhelatan pilkada ini, sebagai upaya Musyarakah Siyasiyah dengan calon pemimpin daerah harus optimal utk lebih membawa kemashlahatan seluruh rakyat Kulonprogo kedepan.
Rasulullah selalu mengingatkan kepada para sahabatnya melalui pertemuan rutin setiap waktu, taushiah maupun taujih beliau, agar para sahabat kuat dan istiqomah dalam medan dakwah.
"Ya Abu Dzar, sesungguhnya ini adalah amanah dan amanah ini berat"
Selamat Berjihad Para Anggota Dewan
Selamat Berjihad Pilkada para kader dakwah
Selamat Gumregah Pembinaan Anggota
Salam NKRI
NKRI harga mati!
Novida Rini itu pasti!
@Hamam Cahyadi
MPD PKS Kulonprogo
No comments
Tulis komentar Anda!